Diary of a Wimpy Kid (2010)



Director : Thor Freudenthal
Starring : Zachary Gordon, Robert Capron, Rachel Harris, Steve Zahn, Connor Fielding, Owen Fielding, Devon Bostick dan Chloe Moretz.
Tahun : 2010
Bintang : 3,5 (skala 5)
20th Century Fox


Sinopsis :
Diadaptasi dari novel sukses karya Jeff Kinney yang berjudul sama, film ini menceritakan kehidupan seorang anak laki – laki Greg Haffley (Zachary Gordon) yang baru masuk ke bangku sekolah menengah pertama. Greg merangkum kisah hidupnya yang jenaka dalam sebuah diary (yang ia akui bernama jurnal), termasuk mengenai keluarganya, sahabatnya, dan teman – teman sekolahnya.

My Review :


Nggak banyak film yang bercerita tentang kehidupan anak kelas 1 SMP (atau banyak ya? Yang jelas saya tidak pernah menonton film – film itu...), dan The Diary of Wimpy Kid merangkum kisah hidup anak laki – laki kelas 1 SMP dengan baik. Saya rasa film (termasuk bukunya) ini begitu lucu dan segar karena Jeff Kinney tidak terjebak untuk memasukkan unsur percintaan ala cinta-monyet pada film ini.

Jeff Kinney mencoba menyuguhkan sudut pandang baru dengan menerangkan tentang arti persahabatan, dan rekaman – rekaman masa kecilnya tentang bagaimana ia melihat dunia dari kacamata cowok 12 tahun. Ada detail – detail yang jenaka, yang seolah luput dari kebanyakan film bergenre remaja saat ini. Tentang legenda keju yang menempel di lapangan basket, bagaimana berdandan agar bisa terlihat keren, dan keinginan untuk bisa populer di sekolah adalah hal – hal sederhana yang jadi istimewa di film ini. Luarbiasanya, hal yang hanya ada di otak anak 12 tahun itu bisa jadi hal yang menarik untuk saya yang sepuluh tahun lebih tua. Saya juga suka dengan keriuhan dari keluarga Greg. Kakak laki – laki yang usil, adik kecil yang mengikuti Greg kemana – mana, ayah yang acuh, dan ibu yang menetralkan segalanya adalah kehidupan keluarga yang umum terjadi. Kesederhanaan itu sebaliknya menimbulkan kelucuan yang menyenangkan dan tidak berlebihan.



Banyak kritikus film yang bilang memang, bahwa Freudenthal gagal mengeksekusi film dari bukunya dengan baik. Sehingga, buat sebagian orang yang sudah baca bukunya lalu baru menyaksikan filmnya mungkin akan kecewa. Hal itu memang kerap terjadi dari film yang diambil dari sebuah buku. Sebagai contoh, kebanyakan penggemar Harry Potter memang selalu kecewa dengan film yang mereka saksikan karena tidak seasyik novelnya. But lucky me, saya belum membaca novelnya sehingga bisa dengan tenang menonton film ini tanpa terjebak dengan detail cerita dari novel yang belum pernah saya baca itu.

Direkomendasikan untuk :
Anda yang ingin mencari alternatif film komedi, Anda yang butuh film yang bisa ditonton keluarga bersama – sama, dan Anda yang baru saja masuk SMP.

Komentar