Splice (2010)



Written and Directed by : Vincenzo Natali
Starring : Adrien Brody, Sarah Polley, Delphine Chaneac
Bintang : 4 (skala 5)
Tahun : 2010
Warner Bros Pictures & Gaumont Productions


Sinopsis :
Clive Nikoli (Adrien Brody) dan Elsa Kast (Sarah Polley) adalah ahli genetika yang salah satu eksperimennya adalah mengawinkan DNA dari binatang yang berbeda untuk membuat makhluk baru. Keduanya kemudian menginginkan percobaan lain dengan memanfaatkan DNA manusia, namun perusahaan yang membiayai penelitian mereka hanya tertarik pada penelitian awal mereka. Kecewa atas hal itu, keduanya lalu melakukan percobaan ilegal dengan membuat makhluk baru perpaduan manusia dan hewan yang mereka namakan Dren.

My Review :
Setelah sebelumnya kita asyik melihat Brody – aktor termuda yang pernah meraih piala oscar untuk pemeran aktor terbaik – berurusan dengan monster kingkongnya, kini kita bisa melihatnya berurusan dengan makhluk ajaib bernama Dren. Awalnya saya low expectation ketika hendak menyaksikan film ini, karena saya pikir ini hanya versi lain dari film - film alien yang biasanya saya lihat. But guess what? Saya menikmati film ini dari awal hingga akhir.



Mengutip dari kata sang sutradara, "Splice is very much about our genetic future and the way science is catching up with much of the fiction out there. [This] is a serious film and an emotional one. And there's sex... Very unconventional sex. The centerpiece of the movie is a creature which goes through a dramatic evolutionary process. The goal is to create something shocking but also very subtle and completely believable."

Kalau ada monster wanita yang cantik, saya pikir itulah Dren. Natali mencoba membuat monster cantik separuh manusia separuh hewan. Tak mampu bicara, memiliki sistem respirasi amfibi, berjari tangan empat dan kaki seperti kanguru, tapi anehnya saya bisa merasakan segala emosi – kesedihan dan kegembiraan – dari makhluk bernama Dren ini.

Saya juga suka ketegangan yang dihasilkan : cukup tegang, tapi tidak berlebihan sehingga rasanya terlalu dibuat – buat dan jadinya malah nggak seru lagi. Saya juga suka bagaimana Natali membangun plot di akhir cerita. Kita sudah tahu bagaimana film – film seperti ini akan berakhir (yang pasti monsternya harus mati), tapi Natali cukup baik memasukkan unsur surprise di bagian akhirnya. Sesuatu yang bisa bikin saya berkata dalam hati, “Ya Ampun!!”. Hehe..


SPLICE

Well, kalau Anda pikir bakal melihat adegan penuh darah dari monster pemakan manusia, ini bukan film itu. Sebaliknya, Natali lebih memfokuskan akan sisi humanis dan feminin seorang monster perempuan yang sebenarnya cukup menakutkan (karena Dren punya ekor penyengat yang bisa membunuh sekali tusuk). Natali juga berusaha membangun hubungan kontroversi antara seorang scientist dan makhluk eksperimennya – walau beberapa ‘hubungannya’ memang agak maksa. Tapi, kalau Anda pikir film ini adalah film membosankan karena nggak ada adegan bunuh – bunuhnya sama sekali, Anda juga salah. Film ini sepenuhnya ‘thriller’, karena kita tahu dari awal Dren adalah sebuah makhluk hasil ‘kesalahan’. Kita tahu bahwa Dren adalah makhluk berbahaya tapi kita nggak tahu kapan ia akan benar – benar berbahaya....

Direkomendasikan untuk :
Anda yang menyukai film science-fiction dan thriller.

Komentar