TV Series Review : Medium (2005 - 2009)




Created by Glenn Gordon Caron ; Starring Patricia Arquette, Jake Weber, Miguel Sandoval, Sofia Vassilieva, Maria Lark, David Cubitt ; Narrated by Allison DuBois (Patricia Arquette) ; Composer(s) Sean Callery, Mychael Danna, Jeff Beal ; Country of origin United States ; Original language(s) English ; No. of seasons 7 ; No. of episodes 130; Executive producer(s) Glenn Gordon Caron, Kelsey Grammer, René Echeverria, Steve Stark, Ronald L. Schwary ; Producer(s) Laurie Seidman ; Running time 45 minutes ; Production company(s) Paramount Network Television (2005–06), CBS Paramount Network Television (2006–09), CBS Television Studios (2009–11) Picturemaker ; Productions Grammnet Productions ; Distributor CBS Television Distribution; Original channel NBC (2005–09) CBS (2009–11) ; Original run January 3, 2005 – January 21, 2011

Ini adalah untuk pertama kalinya saya bicara tentang serial TV. Jadi jika saya tiba-tiba meluangkan waktu untuk menulis tentang serial TV, dimana biasanya saya banyak bicara tentang film, itu artinya TV seri yang akan saya bicarakan adalah TV seri yang sangat mengesankan saya. Boleh dikatakan, di antara genre serupa – criminal series, Medium adalah salah satu serial TV favorit saya. Sulit dipercaya bahwa Medium bukan serial TV yang cukup populer, masih kalah populer jika dibandingkan criminal series lainnya macam The Mentalist, Bones, NCIS atau Criminal Minds. So let’s say, ulasan saya di sini adalah semacam tribute untuk criminal series favorit saya ini.


Medium mengudara untuk pertama kalinya pada tahun 2005 di NBC, sebelum akhirnya berpindah ke CBS. Saya sendiri sebenarnya tidak benar-benar mengikuti setiap episodenya dengan baik (saya bahkan menonton seasonnya tidak secara berurutan). Susah menemukan DVD seri ini di toko DVD (bajakan) langganan saya, sehingga saya hanya biasa menontonnya di FOX Channel ataupun Syfy – dengan jam tayang yang tidak beraturan. (FYI, saya termasuk tipe yang malas download di internet, apalagi dowload film serial). Medium punya premis yang bisa jadi sedikit cheesy buat kamu: berkisah mengenai Allison Dubois (Patricia Arquette), seorang ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan psychic dan membantu jaksa wilayah Phoenix, Manuel Devalos (Miguel Sandoval) bersama Detektif Scanlon (David Cubitt) dalam menemukan para pelaku kejahatan. Sedikit norak memang jika berbicara tentang supranatural dan hal-hal ghaib yang sulit diterima akal sehat (tapi nyatanya ada). Namun yang saya bicarakan di sini bukan tentang seri TV Supranatural yang berjuang melawan iblis (yang bisa mati dengan bahan-bahan dapur, what the hell) atau True Blood dengan kemunculan makhluk-makhluk ghaib-seksi yang ajaib. Medium punya formula yang jauh lebih cool dibandingkan serial TV lainnya yang berbau detektif dan kriminal.

Hal pertama yang paling menarik dari Medium adalah serial TV ini hampir selalu memiliki twist di setiap episodenya. Memang tidak semua twistnya adalah twist yang susah ditebak – beberapa di antaranya bisa ditebak, namun prediksi yang bisa kamu lakukan adalah ketika film telah beranjak tiga perempat bagian dan bahkan predictable twist itu tetap bisa mengejutkanmu. Namun hampir pada kebanyakan episodenya, twistnya hampir selalu berhasil. Clue-clue mengenai suatu kasus digambarkan melalui mimpi-mimpi Allison, yang setiap kali Allison bermimpi petunjuk-petunjuk yang muncul seperti potongan puzzle yang berantakan dan membingungkan – but that’s what make this series great! And even more awesome, episode Medium tidak selalu berhasil dengan bahagia (kadang ada penjahat yang lepas begitu saja karena bukti yang ada hanya berasal dari mimpi Allison) – dan itu yang kamu butuhkan dari realita yang sesungguhnya: tidak semua yang jahat berhasil mendapatkan ganjaran yang setimpal. Sucks, memang. But shit happens all the time.

Walaupun tokoh utamanya seorang wanita (seorang ibu pula) bernama Allison Dubois, diperankan oleh Patricia Arquette, namun Medium punya tone yang lebih kelam jika dibandingkan TV seri bergenre serupa. Medium tidak sungkan menampilkan ledakan hebat atau pembunuhan sadis yang berdarah-darah, namun tentu saja semuanya ada pada porsi yang tepat dan tidak terasa berlebihan. Hal ini tentu saja tidak terjadi pada seri lain seperti Criminal Minds mungkin – yang sudah membuat saya bosan setelah menonton 1-2 episodenya karena karakter pembunuhnya yang over. Medium juga tidak punya backsound yang glamour, ini yang membuat nuansa filmnya jadi lebih terasa dingin dan natural – dan tentu saja ini yang membuat Medium jadi seri TV yang cool. Belum berhenti sampai di situ saja, Medium juga punya aura black comedy satir yang kita akui saja – keren.

Satu sisi atas nama komersil yang ada pada sebuah film atau serial TV adalah karakter yang kadang digambarkan terlalu berlebihan. Namun Medium menampilkan sosok seorang wanita – ya, seorang ibu dari tiga putri dengan keluarga bahagia dan tentram, untuk menjadi tokoh utamanya. Jadi, kita tidak perlu capek akan kisah cinta yang putus-nyambung antara tokoh-tokohnya (saya melirik Bones dan Castle). Belum lagi Patricia Arquette dengan badannya yang montok dan kabarnya tidak menyetujui opini produser yang menginginkan dirinya untuk menguruskan badan, dan lebih menampilkan dirinya apa adanya yang mommy-look. Ini jelas kepercayaan diri yang luar biasa yang dipilih serial ini – daripada hal yang umumnya dilakukan oleh serial TV lainnya yang memiliki tokoh utama wanita: aktris cantik dengan badan ideal (hal yang kadang sedikit menggelitik saya, bahwa seorang tokoh utama pria tidak harus tampan, namun seorang tokoh utama wanita hampir selalu cantik – atau seksi).

And the heart of this series, of course, ada pada keluarga Dubois yang harmonis – dengan permasalahan-permasalahan internal keluarga yang umum terjadi. Sulit untuk tidak jatuh cinta pada keluarga ini - keluarga Dubois tampaknya menjadi standar bagi saya jika ingin berkeluarga nantinya (cieeee). Jauh lebih sulit untuk tidak jatuh cinta pada karakter Joe Dubois (Jake Weber), suami Allison yang juga berprofesi sebagai engineer. Menjadi engineer (dan menjadi pria) membuat Joe selalu mengedepankan logika, dan ini yang kadang menimbulkan friksi yang terjadi antara dirinya dan Allison. Namun Joe selalu berada di samping Allison kala Allison terbangun dari mimpi buruknya, dan menemani Allison di setiap konfliknya yang ada – dan ini terasa sangat manis. Kemudian ketiga putri Allison dan Joe (dengan karakter ketiganya yang loveable) yang memiliki bakat yang dimiliki ibunya menjadi hiburan tersendiri dengan seringkali menjadi sub-plot pada setiap episode Medium.

Well, sedikit spoiler.. jika kamu mengikuti cerita Medium dengan baik, lantas menonton endingnya, saya yakin endingnya adalah ending paling menyebalkan yang pernah kamu tonton. Menyebalkan in a good way - bukan seperti ending How I Met Your Mother yang sangat mengecewakan. Endingnya adalah salah satu ending serial TV tersedih yang pernah saya tonton - walaupun tampaknya ketahuan sekali kalau ending Medium ini ssangat dipaksakan karena rating Medium yang kayaknya makin menurun dan harus dihentikan. 

So, saya masih agak heran kenapa Medium bukan salah satu criminal series yang populer. Ketika saya iseng-iseng mencari rating Medium di IMDb.com, rupanya Medium ada di urutan 100-an dan kalah jauh jika dibandingkan Criminal Minds dan Bones. Padahal, saya ngerasa bahwa sejauh ini Medium adalah criminal series terbaik yang pernah ada. Every episode has a twist that not really easy to predict, dark-tone, more realistic story, and loveable character. If you never watch it, or perhaps you never heard about it, it's time to watch this series! 

Komentar

  1. yupp ini series rame sist..heran ga populer yah. cerita nya bagus.

    BalasHapus
  2. Setuju sis... serial ini lebih natural daripada csi,ncis ataupun crime series yg lain.. setiap karakter terasa hidup. Alurnya tidak terlalu terburu2 seperti ncis. Memiliki twist yang agak sukar ditebak, beda dengan csi yang sudah tau bahwa akhirnya penjahatnya akan tertangkap dengan motif yang itu2 saja. Sayangnya sekarang cuma tayang di syfy. Kita taulah syfy. Level mockbuster movie.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Setujuuu.... suka sekali dengan serial yg ini.... ttg supernatural tapi gak berlebihan, tokohnya juga "ibu rumah tangga" biasa yang ada... dan setiap episode ttg bertambahnya "kemampuan" allison juga tidak mendadak begitu pula ketiga putri nya.... dan chemestry para pemainnya juga bagus... skrg syfy juga tidak ada lagi di indovision....(padahal season 7 juga belum saya tonton!!! Hiks..)
    Kalau ada yg jual dvd nya, mau banget koleksi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduhhh padahal season 7 itu endingnya...
      Harus nonton itu mbak.. saya habis nonton endingnya baper berhari-hari :D

      Hapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!